KUKAR – Komplotan spesialis pencurian dengan modus ganjal lubang mesin ATM di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sudah beraksi di 3 tempat. Bahkan sebelum di Tenggarong, jaringan pemain asal Palembang dan Jakarta ini, juga beraksi di Balikpapan.
“ Totalnya enam kali. Tiga kali di Tenggarong, tiga kalinya di Balikpapan,” jelas Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar saat press rilis di Mako Polres Kukar, Senin (8/7/2019) siang.
Cara mengganjal lubang mesin ATM ini, diakui pelaku belajar saat di penjara di Bogor, Jawa Barat (Jabar).
“ Jadi salah satu pelaku ada yang pernah dipenjara di Bogor. Disana dia belajar dengan seorang narapidana cara mengganjal lubang mesin ATM ini,” urai Kapolres yang didampingi Wakapolres Kompol Wiwit Adisatria dan Kasat Reskrim AKP Damus Asa.
Ketiga pemain antar provinsi ini, tiba di Balikpapan sekitar beberapa minggu lalu dengan menggunakan pesawat dari Jakarta. Kemudian ketiganya membeli dua unit sepeda motor untuk digunakan sebagai transportasi di Balikpapan dan Tenggarong.
“ Mereka ini ada anggaran saat beraksi. Selain mereka, ada jaringannya yang bertugas di Jakarta sebagai penerima call center,” ungkap Kapolres.
Sementara stiker call center palsu yang ditempelkan di ATM, dibawa komplotan ini langsung dari Jakarta.
“ Setiap ATM nomor call centernya berbeda-beda. Nomor yang tercantum tersebut merupakan nomor biasa, bukan nomor resmi dari masing-masing perbankkan,” tuturnya.Untuk modus pencurian ini, beber Kapolres, dilakukan dengan cara memantau terlebih dahulu lokasi mesin ATM. Setelah dipastikan aman, dua pelaku yakni Sandri dan Afif langsung memasang plastik berbentuk segitiga yang sudah diberi perekat atau lem ke dalam lubang mesin ATM beserta stiker call center palsunya.
Setelah ada masyarakat yang kartunya tertelan di mesin ATM itu, Sandri dan Afif kemudian mengarahkan korban untuk menghubungi call center yang ditempel tadi. Sementara tugas Ari Wibowo, pelaku satunya, hanya memantau situasi di sekitar mesin ATM.
“ Biasanya karena panik, korban langsung menghubungi nomor tersebut. Kemudian nanti akan diterima oleh operator palsu yakni seorang wanita maupun pria. Operator tersebut langsung mengarahkan korban sekaligus meminta nomor PIN ATM korban, dan mengatakan kalau ATM-nya sudah diblokir,” terang Kapolres.
Berhasil mendapatkan PIN ATM, Sandri dan Afif kemudian mengambil ATM yang tersangkut di mesin dengan cara mencongkel bagian bawah mesin ATM menggunakan obeng. Selanjutnya komplotan ini menguras seluruh uang di ATM secara bertahap.
“ Untuk saat ini sudah tiga korban yang melapor ke Polres Kukar. Rata-rata mereka kehilangan uang Rp 23 juta, Rp 16 juta dan lain sebagainya,” katanya. ( Red) .