SIDIKPOST| Jakarta, 7 Maret 2019,– Tingginya curah hujan akhir-akhir ini di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti demam berdarah, untuk mencegah hal tersebut Koarmada I menggelar ceramah kesehatan dan edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue di Gedung O.B. Syaaf Mako Koarmada I, Jakarta Pusat, Rabu (6/3).
Ceramah kesehatan dan edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue disampaikan oleh Kasubdep Kitlam Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) DR. Mintohardjo Jakarta Letkol Laut (K) dr. Etra Ariadno, SpPD dan diikuti oleh seluruh Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Koarmada I.
Dalam ceramah kesehatan yang disampaikan oleh Letkol Laut (K) dr. Etra Ariadno, SpPD menyampaikan bahwa demam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia sebagai demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat suhu tubuh penderita menjadi sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta nyeri dibagian belakang mata.
“Sebetulnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang berbeda, namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terlanjur salah kaprah. Demam berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang memburuk. Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami penurunan) diantaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hidung, napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri disekitar
perut,“ tambah dr. Etra Ariadno.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, sepanjang 2018 terjadi 3.362 kasus DBD dengan satu kematian. Sementara pada Januari 2019 ini, tercatat sudah ada 111 kasus DBD. Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI menyatakan bulan Januari-Maret masuk dalam kategori waspada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue.
Guna mencegah penyebaran wabah DBD, pemerintah telah menganjurkan untuk melaksanakan Gerakan 3M terdiri dari kegiatan menutup, menguras, dan mengubur objek-objek yang mendukung siklus hidup nyamuk. Juga bisa memelihara tanaman yang efektif mengusir nyamuk seperti serai, kemangi, dan lavender. Bisa juga membuat lavitrap dan perangkap untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
Selain langkah 3M, untuk mencegah DBD juga diperlukan antisipasi dengan cara pasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, dan gunakan kelambu saat tidur, gunakan semprotan anti nyamuk, oleskan losion anti nyamuk pada kulit ketika berdiam di tempat terbuka, biarkan matahari masuk semaksimal mungkin, bersihkan secara rutin semua tirai dan karpet yang mengumpulkan debu, kosongkan rumah dan gudang sebisa mungkin dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk menghilangkan tempat-tempat nyamuk bersembunyi, jangan biarkan baju dan handuk menggantung terlalu lama. ( Red).