Daerah Jalasenastri Armada I Bekali Ilmu Anggotanya Melalui Pelatihan Membatik Ecoprint

Jakarta, 16 Oktober 2018,– Daerah Jalasenastri Armada I Gelar Pelatihan Membatik Ecoprint diikuti Anggota Jalasenastri DJA I, Perwakilan Kowal dan PNS Koarmada I bertempat di Gedung Wiratno Mako Koarmada I Jakarta Pusat, Selasa (16/10).

Advertisements

Ecoprint merupakan teknik cetak yang menggunakan pewarna alami. Teknik sederhana yang tidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Teknik ini diaplikasilan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau katun yang mampu menyerap warna dengan baik. Pencetakan yang ramah lingkungan ini dilakukan dengan menyerap pigmen dari tumbuhan untuk membuat warna yang menarik. Pewarnaan ini dilakukan dengan menimbulkan warna tertentu pada serat selulosa (kapas, linen) atau protein (sutra, wol) tanpa mewarnai benang secara merata.

Dalam sambutannya Ketua Daerah Jalasenastri Armada I Ny. Vero Yudo Margono menyampaikan bahwa acara pelatihan ini adalah kelanjutan dan acara membatik Shibori yang dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2018 yang lalu dan meneruskan arahan dari Ibu Ketua Umum Jalasenastri pada saat pelatihan membatik Shibori dan Ecoprint yang dilaksanakan Pengurus Pusat Jalasenastri pada tanggal 12 dan 13 September yang lalu, yang tujuannya untuk meningkatkan kreatifitas Anggota Jalasenastri dan untuk memberikan pelatihan keterampilan yang salah satunya adalah membatik Ecoprint. Hasil yang diharapkan agar Anggota Jalasenastri, Kowal dan PNS Koarmada I bisa membuat dan memproduksi Kain Batik Ecoprint sehingga mendapatkan bekal ilmu dan juga dapat menambah penghasilan keluarga.

Baca Juga   Rumah padat Penduduk di Duri Pulo Gambir Jakarta Pusat di Lalap si Jago Merah

Pelatihan Membatik Ecoprint ini dipandu oleh Ny. Basuki Tri Usodo dan Ny. Nendi Yuswandi sebagai perwakilan Membatik Ecoprint yang dilaksanakan Pengurus Pusat Jalasenastri. Dalam pelatihan ini dijelaskan proses pembuatan Ecoprint oleh pemandu dimana proses dimulai dengan pengolahan kain atau mordanting. Sebelum dibatik, kain direndam terlebih dulu dengan menggunakan air campuran tawas selama satu jam. Cara ini dilakukan untuk mempertahankan warna dasar kain, dan membuka pori-pori kain agar gambar dapat tercetak. Dilanjutkan dengan pengeringan di bawah sinar matahari.

Selanjutnya dapat dilakukan proses pencetakan. Kain dibagi menjadi dua sisi simetris, satu sisi menjadi alas, dan sisi yang lain berfungsi seperti kaca. Daun yang dipilih harus yang muda, agar bisa mengeluarkan warna. Daun ditata sedemikian rupa disatu sisi kain, kemudian sisi yang lain dijadikan penutup. Setelah itu, kain dipukul-pukul dengan palu atau batu. Kekuatan dalam memukul harus dikontrol, agar daun tidak hancur. Kemudian, kain tersebut dilipat menjadi bagian yang lebih kecil dengan tetap mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Kain yang sudah terlipat, diikat kencang dengan tali kenur.

Baca Juga   Pengerjaan Jembatan Di Awasi Komandan Kodim 0824 Selaku Dansatgas TMMD Ke 104 Kodim 0824/Jember

Tahapan selanjutnya adalah pengukusan agar warna daun keluar. Lipatan kain tersebut dikukus selama setengah hingga satu jam pada suhu 100 derajat celcius. Setelah proses pengukusan tersebut, batik sudah terlihat tercetak di kain. Kain dibersihkan dari sisa daun yang menempel. Tahap terakhir yakni fiksasi. Proses fiksasi dilakukan dengan merendam kain yang sudah dibatik dengan air campuran tawas. Proses ini berguna untuk mengikat motif dan warna yang sudah tercetak di atas kain. Setelah satu jam perendaman, kain batik ecoprint dapat dijemur dibawah terik matahari.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Daerah Jalasenastri Armada I, Ketua Cabang 1 sampai dengan Cabang 11 DJA I, Pengurus Daerah Jalasenastri Armada I, Perwakilan Kowal dan PNS Koarmada I, dan Pabinhar Pengurus Daerah Jalasenastri Armada I.( Lisin).