SIDIKPOST| Jakarta, 9 April 2019,– Setiap Personel Koarmada I diwajibkan mengikuti olahraga beladiri Karate INKAI dan Merpati Putih yang dilaksanakan setiap hari Selasa di Lapangan Arafuru Mako Koarmada I, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Beladiri Karate INKAI tersebut, diikuti sebanyak 350 orang dibawah pimpinan pelatih Pak Dede, sedangkan untuk Merpati Putih diikuti sebanyak 500 orang dibawah pimpinan pelatih Bapak Ramadhan Ari. Dimana pelaksanaan latihan kedua beladiri tersebut digelar setiap Seminggu 1 x tepatnya pada Hari Selasa sebagai hari olahraga TNI AL.
Latihan olahraga beladiri ini bertujuan untuk meningkatkan militansi , membentuk karakter Personel Koarmada I yang sigap, kuat, tangguh dan berani karena benar, selain itu juga diharapkan sebagai sarana dalam mengendalikan emosi diri serta menjaga dan membina fisik sebagai bagian dari menjaga profesionalisme personel baik Prajurit maupun PNS dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Karate merupakan olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yang bisa dibedakan dari jenis olahraga beladiri lainnya seperti silat, judo, dan lainnya. Perbedaan itu bisa dilihat secara filosofi, teknik gerakan, dan juga atribut yang dipergunakan selama proses latihan, pertandingan maupun ujian. Salah satu perbedaan dalam atribut ini yakni peralatan dan perlengkapan dalam yang dipergunakan seperti baju dan sabuk.
Dalam karate, warna sabuk (obi) membedakan satu karateka dengan karateka lain. Karateka dasar dimulai dari sabuk putih, sabuk yang digunakan untuk pemula dalam memulai belajar karate. Secara filosofis, perbedaan sabuk karate ini untuk menunjukkan bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama lain. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur lebih muda. Pun karateka yang sudah meraih sabuk lebih tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula karateka yang baru belajar.
Sedangkan Merpati Putih (MP) merupakan salah satu warisan ilmu beladiri karya nenek moyang Indonesia dan bertujuan menempa kepribadian anggota-anggotanya agar berwatak dan berkepribadian luhur, berbudi, kuat, harmonis, dinamis serta patriotis, sesuai filsafat Indonesia, yaitu Pancasila.
Merpati Putih pada awalnya merupakan ilmu keluarga Keraton yang diwariskan secara turun-temurun yang pada akhirnya atas wasiat Sang Guru, ilmu Merpati Putih diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.
Latihan Merpati Putih mementingkan aspek beladiri tanpa senjata/tangan kosong. Bagian-bagian tubuh manusia dapat digunakan sebagai senjata yang tak kalah ampuhnya dengan senjata sesungguhnya. Senjata khas Merpati Putih adalah TEKBI dan KUDI dan diajarkan secara wajib pada pesilat secara bertahap pada tingkatan tertentu.