London, — Masyarakat Inggris khususnya yang tinggal di London merasa beruntung karena dapat melihat secara langsung beragam corak seni tekstil yang begitu indah dari Indonesia. Berbagai produk seni tekstil batik, tenun ikat dan songket dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan pada tanggal 20-21 April 2018 yang lalu , bertempat di KBRI London. Pameran yang bertemakan “Nusawastra Silang Budaya: Indonesian Textiles at the Crossroads of Culture” dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris, merangkap Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), yang berkedudukan di London, Dr. Rizal Sukma. Tidak kurang dari 50 orang menghadiri saat pembukaan pameran. ( 25/04/2018)
Dalam sambutannya, Dubes Rizal Sukma menyatakan rasa bangga dan menyampaikan apresiasi kepada Quoriena Ginting dan timnya yang telah bersedia memamerkan koleksi pribadinya kepada para pecinta seni tekstil di Inggris. Dubes Rizal Sukma juga menegaskan bahwa seni tekstil batik, tenun ikat dan songket disamping memiliki nilai seni yang sangat tinggi, juga memberikan kontribusi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Lebih jauh, Dubes Rizal Sukma memandang kekayaan budaya Indonesia sebagai medium diplomasi yang efektif melalui jalur people-to-people.
Sementara Quoriena Ginting menyatakan terima kasih kepada KBRI London yang telah bersedia memfasilitasi pameran seni tekstil koleksinya. Quoriena menjelaskan bahwa selama 2 hari publik Inggris dapat melihat seni tekstil batik, tenun ikat dan songket dari Indonesia yang sangat menarik, diantaranya ada seni tekstil yang sangat langka karena sudah berusia ratusan tahun dan ada juga seni tekstil yang membutuhkan proses pembuatan sampai 5 tahun. Quoriena menekankan pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya bangsa Indonesia sebagai pembelajaran untuk generasi di masa datang. Ditambahkan bahwa melalui pameran ini, publik Inggris dapat mengetahui dan memahami sejarah dan berbagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu yang lampau sampai masa sekarang.
Salah satu seni tekstil yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah kain batik yang diberi nama “Kereta Paksi Naga Liman” dari Cirebon. Motifnya yang berasal dari Keraton Kanoman memperlihatkan berbagai pengaruh budaya dari luar Cirebon. Disamping motif mega mendung yang merupakan corak khas Cirebon, nampak juga pengaruh budaya Islam (Arab), Hindu (India) dan Tiongkok yang digambarkan dalam kereta kencana yang ditarik oleh binatang mistik Paksi Naga Liman. Sementara elemen budaya Eropa nampak begitu jelas dalam penggambaran burung dengan sayap yang tampak sebagai emblem.
Publik Inggris yang tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai seni tekstil Indonesia dapat mengunjungi pameran yang berlangsung pada tanggal 20-21 April 2018 di KBRI London. Para pengunjung juga memiliki kesempatan untuk mencoba secara langsung salah satu bagian penting dalam proses membatik yakni mendesain kain dengan canting dengan medium malam yang dipanaskan melalui kompor portable. Disela-sela pameran, juga diadakan diskusi secara instensif bersama kurator dan seniman tekstil Eddy Soetriyono, pembatik Siti Maimona dan Adita Wasaina Ningsih serta Dr Lesley Pullen, ahli sejarah seni tekstil dari Inggris yang sangat memahami seni tekstil dari arca-arca kuno Jawa. ( Lsn)