SIDIKPOST | JAKARTA – Tramadol, obat penghilang rasa sakit yang sering disalahgunakan, kini menjadi sorotan karena efek negatifnya yang signifikan pada remaja. dr. Ngabila Salama, MKM, seorang praktisi kesehatan masyarakat, dalam wawancaranya pada Rabu (4/12), mengungkapkan bahwa penggunaan tramadol tanpa pengawasan medis dapat memicu perilaku agresif hingga tawuran di kalangan anak muda.
“Tramadol dapat menyebabkan adiksi dan perubahan perilaku yang mengarah pada kekerasan. Ini menjadi tantangan besar, terutama ketika remaja mulai menggunakan obat ini secara sembarangan,” ujar dr. Ngabila.
Ia menjelaskan bahwa penyalahgunaan tramadol tidak hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga mengganggu kestabilan emosi dan mental remaja. Untuk itu, dibutuhkan langkah pencegahan yang menyeluruh dan melibatkan banyak pihak, mulai dari keluarga hingga masyarakat luas.
Pencegahan Holistik: Kunci Mengatasi Masalah
dr. Ngabila menegaskan pentingnya pendekatan holistik untuk mencegah ketergantungan tramadol pada remaja.
Selain itu, kampanye anti-narkoba secara masif, sanksi hukum yang bersifat tegas namun rehabilitatif, serta layanan rehabilitasi bagi pengguna menjadi elemen penting dalam upaya ini.
“Pencegahan yang efektif memerlukan kerjasama semua pihak, baik dari sisi keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Semua harus bergerak bersama untuk melindungi generasi muda dari bahaya tramadol,” tegas dr. Ngabila.
Dengan meningkatnya kasus penyalahgunaan tramadol di kalangan remaja, langkah-langkah ini diharapkan mampu menjadi solusi untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.(*)