Cerita Fiksi “demi cinta dan masa si buah hati, ridhoi aku menjadi kupu-kupu malam”

Namaku Tiara. Usia kala itu masih 19 tahun. Dulu aku gadis biasa dari keluarga sederhana di Wilayah Kabupaten. Ayah buruh pabrik, ibu penjual sayur di depan rumah.

Hidup kami tak mewah, tapi cukup untuk membuatku bahagia. Aku sekolah di SMA negeri, punya banyak teman, dan seorang pacar yang sedang kuliah tingkat pertama dan sangat kucintai dengan sepenuh hati: Radit.

Advertisements

Radit bukan siapa-siapa, hanya cowok biasa dengan senyum manis dan omong kosong yang ternyata sangat ampuh meninabobokan gadis polos sepertiku. Kami pacaran sejak aku kelas 1 SMA dan dia Kelas 3 SMA, Dia manis, perhatian, dan membuatku merasa istimewa.

Setelah dia lulus dan kuliah tingkat pertama, hubungan kami makin erat, Sampai suatu malam, aku di ajak ke rumahnya yang sedang kosong, karena orang tuanya sedang pergi ke kota tempat saudaranya yang sedangmenikahkan anaknya. Ketika di rumahnya, aku di bujuk dan di rayu, hingga akhirnya aku menyerahkan segalanya padanya.

Setelah kejadian pertama di rumahnya, kami sering melakukan hubungan layaknya suami istri, kadang aku di bawa kota dan menginap di penginapan-penginan murah seperti Redoz, kadang di bawa jalan-jalan ke Villa Bogor, kami menikmatinya seperti dunia milik berdua, Kupikir itu cinta. Kupikir, kami akan menikah nanti. Tapi ternyata, aku salah.

Tujuh bulan setelah itu, aku muntah-muntah, tubuhku lemas, dan haidku tak datang. Aku panik. Saat orang tuaku membawaku ke dokter, dokter bilang aku hamil, rasanya seperti dunia runtuh. Aku menangis, berhari-hari. Radit? Saat kusampaikan kabar itu, dia hanya terdiam. Beberapa hari kemudian, dia menghilang. Nomornya tak bisa dihubungi, rumahnya kosong. Ternyata dia bersama keluarganya pindah di kota lain.

Orang tuaku kecewa, sangat kecewa. Ayah marah besar, ibuku menangis tiap malam. Aku dipaksa keluar dari sekolah. Nama keluarga tercemar. Tetangga berbisik-bisik saat aku lewat.

Namun, aku Bertahan hingga kehamilanku berusia tujuh bulan. Kemudian, aku mendapatkan kabar bahwa Radit akan menikah dengan Intan, dia sahabat sepermainanku namun usianya hampir sama dengan radit dan mereka kuliah di tempat yang sama.

Kabar itu seperti halilintar menghantam jiwaku, aku menangis dan sakit yang teramat dalam, aku jatuh sakit namun aku sadar, aku harus kuat, karena ada bayi dalam perutku yang mengharuskan aku tetap kuat.

Ketika usia kehamilanku sembilan bulan lewat tiga minggu, aku melahirkan bayi perempuan yang cantik dan lucu, kuberi nama Cintia.

Tapi hidup semakin sulit. Karena terus memikirkanku dan bayiku, Ayahku sakit, tak bisa lagi bekerja. Aku sedih dan ingin membantu, tapi siapa yang mau mempekerjakan gadis muda dengan bayi?

(BERSAMBUNG)

Baca Juga   Zamzam Manohara Camat Teluknaga Buka MTQ Ke-10 Tingkat Kecamatan Teluknaga Desa Lemo Tahun 2022

ARDHI MORSSE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed