Imam Besar FBR: Pasca Bukan Ibukota, Budaya Betawi adalah inti dan ruh kota Jakarta

SIDIKPOST | Jakarta, Pasca pemerintah resmi memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) KH Lutfi Hakim menegaskan, saat ini menjadi momentum budaya Betawi menuju era tinggal landas. Tentu harapannya ke depan, Betawi menjadi lebih baik, lebih maju dan sejahtera.

“Saat ini orang Betawi banyak termarjinalkan secara struktur maupun kultur,” ungkap KH Lutfi dalam diskusi RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang dilakukan secara daring (Kamis 28/12).

Advertisements

Salah satunya kebudayaan, dikatakan dia, untuk melestarikan saja sulit apalagi untuk memajukannya. Sebab, kebudayaan bicara lintas generasi. “Ini membutuhkan dana abadi tidak sekedar dana taktis tahunan,” katanya.

“Orang Betawi itu tidak masalahkan ibu kota pindah. Yang tidak sepakat itu bukan orang Betawi. Dia tidak tahu menderita kaum Betawi pada saat Jakarta jadi ibu kota,” imbuhnya.

Kaum Betawi, lanjut dia, tidak memiliki kedaulatan budaya. Dimana ruang pengembangan budaya sangat terlalu minim. Sehingga banyak kebudayaan Betawi mati suri. “Bahkan lebih parah lagi ada yang tidak mampu mengaktifkan lagi budaya,” ucapnya.

Baca Juga   Imam Besar FBR Mendorong Lembaga Adat dan Kebudayaan Masuk Dalam Perubahan UU 29/ 2007

“Selama pergantian pimpinan pemerintahan kedaulatan budaya Betawi tidak pernah diperoleh,” imbuhnya.

Ia menyebut, usulan lembaga adat dan budaya masuk dalam batang tubuh UU DKJ, akan memberikan legalitas bagi kebudayaan Betawi. Sehingga menjadikan generasi penerus tidak kehilangan jati dirinya.

“Anak cucu kita tidak menjadi enceng gondok yang bisa diombang-ambingkan karena kehilangan jati diri,” ungkapnya.

“Kami sepakat bahwa budaya Betawi itu bukan saja inti tapi juga ruh budaya Jakarta. Dan ini berkaitan juga dengan ketahanan nasional,” pungkasnya.

( SDP )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *