Penutupan Erau Masih Diwarnai Pelecehan Seksual  Bocah Tewas di Mahakam Jelang Belimbur

TENGGARONG.———Sejak pagi-pagi buta, Minggu (29/7) kemarin, Kota Raja Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) sudah ramai. Maklum lah, kemarin bertepatan digelarnya upacara Belimbur atau siraman air sebagai tanda berakhirnya pesta adat Erau Kutai 2018 yang digelar sejak Minggu (22/7) lalu. Setelah naga diberangkatkan ke Kutai Lama dari pelabuhan depan Museum Mulawarman Tenggarong, sekitar pukul 10.00 Wita, warga langsung sibuk belimbur.
Justru ketika itulah, duka sangat mendalam dirasakan Umrianto (40) dan sang istri, Narti (36) yang tinggal di Gang Bentian Jl Mangkuraja, Tenggarong. Ya, seorang anak laki-lakinya pasangan suami istri tersebut, bernama Rafi (12) yang berstatus murid kelas 6 SD, tenggelam di Sungai Mahakam. Karuan saja kejadian di pelabuhan depan Museum Mulawarman Tenggarong ini, membuat warga geger.
“Sekitar pukul 15.00 Wita, petugas BPBD Kukar bersama Tim SAR menemukan tubuh Rafi dalam kondisi meninggal dunia. Jasad korban ditemukan sekitar 15 Meter dari lokasinya saat pertama diketahui tenggelam di Mahakam oleh sejumlah saksi,” ungkap Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar didampingi Paur Subbag Humas Polres Kukar, Iptu Aha Badulu kepada wartawan.
Disebutkan sejumlah teman bermainnya, sebelum kejadian itu Rafi sempat menyaksikan proses mengulur naga untuk dilarung ke Sungai Mahakam di perairan Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana. Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu Rafi sudah terjun ke air sungai dekat pelabuhan lama tersebut.
“Memang ada pula keterangan saksi bahwa sebelum itu korban bersama beberapa temannya mandi-mandi di sungai, dekat pelabuhan depan museum itu. Tapi ada pula menyebutkan korban terjatuh ke sungai lalu tenggelam. Ada juga saksi bilang, saat melihat Rafi akan tenggelam di Mahakam, mereka berusaha menolong. Tapi seperti ada sesuatu menarik tubuh korban ke dalam air, sehingga tak bisa ditolong,” ucap Aha Badulu, lagi.
Begitu melihat tubuh Rafi tenggelam di Mahakam, sejumlah kawannya langsung berteriak minta pertolongan. Karuan saja kejadian itu membuat heboh warga sekitar TKP. Para petugas BPBD Kukar dibantu anggota Polres Kukar, Satpol PP hingga Tim SAR dari Samarinda, segera melakukan pencairan. Setelah sekitar 5 jam mengobok-obok lokasi semula korban terlihat “ditelan” Mahakam, akhirnya tubuh bocah itu ditemukan.
“Tubuh korban ditemukan Tim SAR di kedalaman sungai, sekitar 15 Meter dari lokasinya pertama terlihat tenggelam. Setelah dievakuasi, mayat korban langsung dilarikan ke rumah duka untuk segera dimakamkan. Orangtua korban menolak jasad sang anak diatopsi maupun divisum, dengan pernyataan tertulis,” jelasnya lagi.
Ya, naas menimpa Rafi yang tewas di Mahakam menjadi salah satu warna kelam di acara Belimbur sebagai tanda berakhirnya pesta adat Erau Kutai kali ini. Selain itu banyak pula tindakan melanggar hukum lainnya terjadi dilakukan banyak oknum warga, saat Belimbur, seperti pelecehan seksual. Terutama menimpa para perempuan sedang berkendara pada sejumlah kawasan, saat Belimbur.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi seperti itu, di mana Belimbur yang semestinya menjadi ritual sakral dalam Adat Kutai di penutupan Erau, justru dijadikan kesempatan berbuat tidak senonoh. Beberapa kali kami lihat sendiri dari dalam mobil, ada perempuan muda dibonceng kawannya, lalu dicegat beberapa pemuda di tengah jalan jalur 2 Timbau. Selain disiram banyak air, bagian dada perempuan itu ‘dikacak-kacak’ para pemuda tersebut,” ucap Rahmadi, warga Tenggarong. ( lisin/ls/idn /Aba-007 )