JAKARTA, 12 April 2018 ——- 123 Prajurit Satlinlamil Jakarta sebagai jajaran Kolinlamil mengikuti kursus selam terbatas orientasi bawah air didukung oleh Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmabar yang berlangsung di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Kamis (12/4).
Kegiatan kursus selam terbatas orientasi bawah air ini diselenggarakan sejak tgl 6 – 12 April, dengan kegiatan teori kelas (klasikal) di Gedung Laut Sulu dan praktek dasar di Kolam renang Rawa Badak, sedangkan praktek Open Water dilaksanakan di perairan dermaga Kolinlamil.
Kegiatan selam terbatas yang merupakan program latihan Satlinlamil Jakarta ini dibuka pada Jumat (6/4) lalu oleh Wadan Satlinlamil Jakarta yang mewakili Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Bambang Trijanto.
Selam merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki prajurit TNI AL, apalagi bagi awak KRI, selam merupakan ketrampilan dasar yg wajib dimiliki guna mengantisipasi perbaikan kapal bangunan bawah air ataupun upaya penyelamatan kapal terhadap kebocoran, selain merupakan kemampuan selam tempur khususnya yang harus dimiliki para prajurit pasukan khusus TNI AL (Denjaka, Kopaska dan Taifib) dalam melakukan operasi infiltrasi.
Pangkolinlamil Laksda TNI R. Achmad Rivai, S.E., M.M. melalui Dansatlinlamil memerintahkan agar para peserta kursus mengikuti dengan serius sehingga tujuan kegiatan dapat tercapai.
Sebelum melaksanakan praktek penyelaman, para peserta menerima materi pelatihan selam dasar dari Perwira Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmabar Lettu Laut (S) Gilang Pradhana di Gedung Laut Sulu, Mako Kolinlamil.
Dalam pemberian materi pelajaran tersebut, Perwira Staf Operasi (Pasops) Satlinlamil Jakarta Letkol Laut (P) Erwin Baharrudin yang bertindak sebagai Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) turut hadir mendampingi Perwira dari Dislambair Koarmabar.
Kegiatan kursus selam terbatas orientasi bawah air ini dimaksudkan sebagai bentuk peningkatan kemampuan selam bagi prajurit KRI jajaran Kolinlamil. “Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan selam scuba untuk para prajurit KRI khususnya agar dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan bawah air”, jelas Letkol Laut (P) Erwin Baharrudin.
Lebih lanjut dikatakan alumni AAL 1999 ini, dengan memiliki kemampuan selam scuba, awak KRI akan dapat mendeteksi awal permasalahan yang terjadi dibawah air apabila saat kapal berlayar tanpa perlu harus mendatangkan tim dari Dislambair. “Jadi jika awak KRI punya kemampuan selam scuba, bila ada kerusakan yang masih bisa ditangani oleh awak KRI, maka tidak perlu lagi mendatangkan tim Dislambair”, ujarnya mengakhiri.(Lsn/PTY)