SIDIKPOST | JAKARTA, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyoroti pentingnya merayakan Hari Ibu dengan menekankan makna yang lebih mendalam.
Dilansir dari ANTARA, Dalam upayanya untuk mendorong kemandirian perempuan di Indonesia, ia menekankan bahwa peringatan Hari Ibu bukan sekadar sebuah acara, melainkan sebuah panggilan bagi setiap perempuan untuk menjadi mandiri.
“Meningkatkan kemampuan, kompetensi, serta pencapaian perempuan adalah kunci. Mereka harus memiliki keberanian untuk bersuara. Perempuan di Papua Barat harus memiliki kemandirian dan semangat untuk terus belajar agar bisa mengasah keterampilan diri. Apabila setiap perempuan di Papua Barat dan seluruh Indonesia mampu mandiri, maka mereka akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat, serta nilai yang lebih diakui dalam masyarakat,” ujar Menteri Bintang Puspayo
Puspayoga juga menegaskan bahwa kemandirian perempuan tidak hanya akan membawa dampak positif dalam mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, tetapi juga mengakui peran perempuan dalam struktur masyarakat.
Menurutnya, isu-isu seperti kemandirian perempuan, daya tawar, dan pernikahan usia anak merupakan pokok dari peringatan Hari Ibu yang pertama kali ditetapkan dalam Kongres Perempuan pertama di Indonesia pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
“Kongres Perempuan pertama itu merupakan tonggak penting dalam gerakan perempuan yang menandai awal munculnya organisasi perempuan di Indonesia tanpa memandang agama, etnis, atau kelas sosial. Oleh karena itu, Hari Ibu memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar Mother’s Day. Ini tentang esensi yang lebih besar,” tambahnya.
Menteri Bintang Puspayoga berharap bahwa peringatan Hari Ibu dapat menjadi inspirasi bagi semua perempuan di Indonesia untuk terus bergerak maju tanpa kenal lelah dan memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah baru.
( AWI E)