SIDIKPOST | Koat tangerang, Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, melakukan peninjauan terhadap kerusakan yang terjadi di Bendungan Pintu Air 10, Pasar Baru. Kerusakan tersebut diduga menjadi penyebab menurunnya suplai bahan baku air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng, yang menyebabkan produksi air bersih untuk masyarakat Kota Tangerang mengalami penurunan.
“Setelah diperiksa, ternyata dari 10 pintu air, 4 di antaranya mengalami kerusakan sehingga debit air Sungai Cisadane yang seharusnya tertampung malah terus mengalir, menyebabkan permukaan air menjadi turun dan suplai bahan baku air untuk PDAM berkurang,” ujar wali kota saat meninjau Bendungan Pintu Air 10, Pasar Baru, pada Jumat Sore (21/07).
Untuk mengatasi masalah ini, Arief meminta Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS C2) yang bertanggung jawab atas Bendungan Pasar Baru untuk segera memperbaiki kebocoran pada Pintu Air 10.
“Saya sudah menghubungi Kepala BBWS C2, Pak Bambang Heri Mulyono, dan meminta agar perbaikan segera dilakukan dengan secepatnya,” ungkapnya.
“Dalam kondisi saat ini, masuknya musim kemarau, kami khawatirkan suplai air bersih untuk masyarakat akan semakin berkurang jika tidak segera diperbaiki,” tambah Arief.
Selain itu, Arief juga menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk terus berkoordinasi dengan BBWS C2 dan PDAM terkait inventarisasi dan fasilitasi berbagai sarana pendukung guna memastikan proses perbaikan dapat berjalan dengan optimal dan cepat.
“Kepala Dinas PU diminta untuk mengkoordinasikan petugasnya agar membantu dalam proses perbaikan. Juga, inventarisir dan laporkan terus perkembangan dan pembaruan terkait perbaikan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Benteng, Doddi Effendy, menjelaskan bahwa akibat kerusakan pada Pintu Air 10 mengakibatkan produksi air bersih PDAM Tirta Benteng kota Tangerang mengalami penurunan hingga 40%.
“Ketinggian air yang normalnya di atas 13 meter, saat ini hanya tinggal 10 meter, hal ini berdampak pada intake PDAM yang menyebabkan produksi air berkurang hingga 60%,” terangnya.
( ARDHI )