Di Beritakan, Warga Penerima PKH Desa Sukamanah Rajeg Merasa Keberatan

SIDIKPOST| Rajeg Kab Tangerang -Warga penerima manfaat PKH BPNT, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, merasa keberatan dan menolak kalau mereka dipinta uang oleh ketua kelompok dan kartu Anjungan tunai mandiri (ATM) nya di tahan oleh ketua kelompok seperti yang dilansir beberapa media online.

Umi, salah satu penerima manfaat PKH BPNT, mengatakan, selama saya menerima bantuan PKH BPNT berupa sembako dan uang tunai tidak pernah di pinta uang oleh ketua kelompok. Saya mengambil sembako langsung di rumah ketua kelompok tanpa dipungut biaya.

Advertisements

“Saya merasa berterima kasih kepada ibu Sumiyati sebagai ketua kelompok yang telah peduli membantu warga dapat menerima bantuan PKH BPNT tanpa pamrih, kata Umi, saat dijumpai awak media dikediamannya, Rabu, (6/1/2021).

Hal senada dikatakan Siti Mariyam, sampai hari ini kartu ATM masih saya pegang dan tidak pernah berpindah tangan. Sedangkan bantuan yang diterima sudah sesuai dengan jumlah sembako yang diterima.

“Apa yang dikatakan media online, adanya pemotongan dana PKH oleh ketua krlompok, tidak benar. Sampai hari ini belum pernah dipinta uang sepeser pun oleh ketua kelompok penerima bantuan. Makanya saya kaget begitu ada info ketua kelompok meminta sejumlah uang kepada penerima bantuan,” terang Mariyam.

Baca Juga   Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Harlah Sorban Bersama Ibu Hj. Vera Febyanthy, M. Si (Anggota DPR RI) dan Musfika camat kapolsek Danramil kec Purwasari

Doiffulloh pendamping PKH BPNT Desa sukamanah saat dihubungi melalui telpon selularnya menjelaskan,
bahwa wartawan salah satu media online pernah telepon saya tidak pernah janji ingin bertemu dengan mereka (red-wartawan). Tetapi dalam pemberitaan dibeberapa media online dikatakan saya minta ketemu dan mangkir dari panggilan Kepala Dinas Sosial. Itu semua tidak benar.

“Mereka cuma tanya, apa betul bang eful pendamping PKH BPNT desa sukamanah? Saya jawab ya. Cuma itu yang dia tanyakan kepada saya. Tapi kenapa dalam beritanya beda,” ujar Doifullah.

Sementara Parto aktivis dari LSM Aliansi indonesia, mengatakan, bicara tentang permasalahan yang sedang hangat di Desa Sukamanah.
Seharusnya sebagai jurnalis yang profesional dalam pemberitaan itu harus berimbang jangan sepihak.
Selain nara sumber dari kelompok penerima manfaat yang dirugikan, wartawan harus konfirmasi juga ke ketua kelompok biar pemberitaan imbang. Jangan sampai ada unsur pribadi atau menjatuhkan nama baik seseorang, papar Parto.

Sementara Andi, salah satu pengurus PWI diminta tanggapannya mengatakan,
setiap wartawan dalam mencari berita harus cek and balanc karna ini akan menjadi temuan bagi si wartawan tersebut. Karena dalam pemberitaan harus berimbang tidak sepihak. Dalam hal ini wartawan harus netral jangan ada unsur dendam atau pribadi. Dan wartawan tersebut, apakah sudah uji kompetensi atau belum. Kalau seandainya belum ikut uji kompetensi ini bisa dilaporkan kepada dewan pers dan bisa dipidanakan, pungkas Andi. (Red)