Aksi Mahasiswa Kota Tangerang: Menyoroti Isu Banjir, Pengangguran, dan Peredaran Miras

SIDIKPOST | Kota tangerang, Puluhan mahasiswa yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tangerang menggelar aksi unjuk rasa yang monumental di depan gedung Pemerintah Kota Tangerang. Slogannya yang bergemuruh mengisi ruang jalanan di Jl. Satria Sudirman, No. 1, Sukaasih, Kota Tangerang pada Rabu, 28 Februari 2024, saat Kota Tangerang merayakan ulang tahunnya yang ke-31.

Aksi ini bukan sekadar seremonial biasa. Para mahasiswa memandang peringatan ulang tahun kota sebagai momentum kritis untuk mengevaluasi kinerja pemerintah setempat.

Dengan bendera organisasi mereka berkibar dan spanduk-spanduk menuntut perubahan, mereka mengekspresikan kekecewaan terhadap sejumlah isu yang masih meresahkan masyarakat Kota Tangerang.

Di tengah sorotan media, para mahasiswa dengan penuh semangat menyampaikan tuntutan mereka. Mereka menggugat kemerosotan kualitas hidup di kota itu, termasuk masalah banjir yang masih meresahkan, lonjakan harga bahan pokok yang melanda, tingginya tingkat pengangguran, hingga kesulitan akses layanan kesehatan dan pendidikan.

Mereka juga menyoroti maraknya peredaran miras dan prostitusi yang mengganggu tatanan moral kota.

Dalam press release yang disusun dengan cermat, para mahasiswa menguraikan delapan tuntutan konkret kepada Pemerintah Kota Tangerang. Mereka menuntut langkah konkret seperti stabilisasi harga bahan pokok, pencopotan pejabat yang dinilai gagal dalam menangani masalah, dan pembubaran lembaga-lembaga yang dianggap tidak efektif dalam menjalankan tugasnya.

Orasi-orasi dari tokoh-tokoh mahasiswa, seperti Ketua Umum HMI Cabang Tangerang,  Iqbal, dan perwakilan PMII, memberikan warna emosional pada aksi tersebut. Mereka menyuarakan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kondisi kota yang dianggap terpuruk dan terbelakang. Namun, mereka juga menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan Pj Walikota Tangerang.

“Kami turun bukan sekedar mencari panggung kita menyampaikan aspirasi masyarakat, tentang bobroknya pemerintahan kota tangerang yang perlu pj walikota tau, masih banyaknya peredaran minuman keras, Prostitusi dan obat obatan terlarang serta banyak masyarakat yang masih merasakan sulitnya hidup di kita tangerang,”Ujar Iqbal

Akhirnya, setelah beberapa kali negosiasi, Pj Walikota Dr. Nurdin S.Sos., M.Si, bersedia untuk bertemu dengan massa aksi. Dialog antara pemerintah dan mahasiswa berlangsung dengan penuh kehangatan, meskipun terkadang tegang.

Pj Walikota berjanji untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk masa depan Kota Tangerang.

“Dari sisi anggaran alokasi nya sudah terlaksana nanti akan kita bahas bersama-sama , Di dalam Pemerintah itu perencanaan bergerak dari satu tahun sebelumnya nanti pada bulan Juni kita diberikan Review mana yang harus di tambahkan dan mana yang di kurangi, Anggaran kita mempunyai perda APBD agar kebijakan bisa berjalan sesuai dengan Aturan,Masukan dari mahasiswa kami terima, dan kami jadikan bahan evaluasi,”ujar Nurdin

Meskipun sempat terjadi ketegangan dan kekhawatiran akan konflik, aksi unjuk rasa akhirnya berakhir dengan damai. Hal ini menunjukkan semangat perjuangan dan keinginan mahasiswa untuk turut serta dalam proses perubahan dan pembangunan Kota Tangerang menuju arah yang lebih baik

Aksi tersebut menjadi momentum penting dalam dinamika sosial dan politik di kota tersebut, menandakan bahwa suara mahasiswa memiliki peran yang tidak dapat diabaikan dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

( ardhi)