Batik Khas Kabupaten Tangerang Karya Desainer Nuro April Dipamerkan di TFW 2022

SIDIKPOST | TANGERANG – Brand NuroRatu menampilkan desain baju batik khas kabupaten Tangerang dengan berbagai macam mode. Karyanya itu diperagakan oleh para model pada acara puncak Grand Final Tangerang Fashion Week (TFW) 2022.

Advertisements

Baju batik karya-karya desainer Nuro April Suherlan tersebut didesain dengan inovasi dan kreativitas menggunakan bahan modern dan berbeda. Terdapat 40 karya original desain model batik khas Kabupaten Tangerang yang dipamerkan.

“Salah satu tujuan saya mengikuti kegiatan Tangerang Fashion Week tahun 2022 ini untuk mengangkat kearifan lokal batik khas buatan daerah kabupaten Tangerang agar lebih dikenal oleh masyarakat luas,” kata Nuro.

Ia menuturkan hal tersebut dilakukan agar dapat menginspirasi masyarakat untuk dapat mengembangkan baju batik khas Kabupaten Tangerang.

“NuroRatu mengaktulisasikan dengan memberikan inspirasi untuk pengunaan pakaian batik agar tidak membosankan, bahwa batik itu ternyata bisa dipadu padankan tanpa mengurangi citra batik itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten Tangerang mengapresiasi salah satu upaya pengembangan kearifan lokal tersebut. 

Baca Juga   Disperindagkop UKM Kota Tangerang Gelar Pelatihan Dan Sosialisasi Sertifikasi Halal

“Kami mewakili Pemkab Tangerang menyampaikan apresiasi dan juga penghargaan atas berbagai usaha-usaha kegiatan yang dilakukan oleh pihak swasta dan komunitas-komunitas masyarakat lainnya yang bertujuan untuk menggerakkan sektor ekonomi, khususnya ekonomi kreatif lokal serta UMKM,” ungkap Karnadi, Sekretaris Disporbudpar Kabupaten Tangerang.

Dia mengatakan Pemkab terbuka bagi desainer daerah untuk merancang model-model batik daerah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya, Pemkab juga sudah melakukan kolaborasi dalam menciptakan kreativitas seni pada batik Kabupaten Tangerang. 

“Batik Kabupaten Tangerang disamping sudah ada, kita juga akan membentuk kolaborasi yang lain, karena memang banyak model-model batik yang ada di setiap kecamatan. Kalau sudah di rancang nanti kita tetapkan, nanti hak ciptanya dibeli oleh pemerintah daerah, kita biasanya promosi dulu ke pemerintah, ada gerai dan sebagainya,” tukas Karnadi.

( Saipul Bahri ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *